bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net - Solusi Berpromosi

bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net

bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net Pening sudah ikut kontes. Bukan kapok tapi ketinggalan terus sama para master yang sudah lebih dulu melejit dalam bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net. Tidak banyak lagi yang bisa dilakukan, selain memelototi trik trik para jagoan kontes SEO. Selamat untuk para pemenang bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net. Mudah.mudahan teknik nya tetap bisa diintip di kontes lain.
paragran berikut ini kopas dari artikel lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net.
Indonesia lebih liberal dari negara-negara AS, Australia, Kanada, Singapura,dan sebagainya yang menerapkan pembatasan kepemilikan asing dalam sektorperbankannya. Juga paling ‘ngawur’ di antara negara-negara Asia lainnya!” tegasAmien Rais. Nah kelihatan sekali jaka sembungnya, lagi ngomongin  bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net tiba-tiba ngomong begini.
bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net Dunia perbankan Indonesia yang dihasilkan dari KKN antara “Ali-Baba”. Ali disini adalah para pejabat negara, sedangkan “Baba” adalah pengusaha Cina (Yoshihara Kunio: Kapitalisme Semu Asia Tenggara), memang memiliki pondasi ril yang rapuh. Sebab itu, dalam hantaman krisis moneter tahun 1997-1998, sistem
keuangan kita langsung ambruk. Suharto dengan IMF-nya tidak berdaya. Sepeninggal Suharto, Habibie dianggap cukup berhasil karena mampu menjinakkan kurs rupiah yang tadinya sempat mencapai Rp. 20.000,- per satu dollar menjadi ‘hanya’ Rp. 6.000,- Namun langkah ini ternyata tidak diikuti oleh pengamanan di
sektor perbankan nasional. Semasa Habibie malah diterbitkan UU No.10/1998 tentang Perbankan, nama resminya UU No.7/1992 tentang Perbankan namun telah diubah bem-its.org bersama berkontribusi bagi bangsa on the net menjadi UU No.10/1998.

UU ini jauh lebih eksplisit di dalam mendorong salah satu agenda Konsensus Washington, yaitu liberalisasi sektor keuangan dan perdagangan. Lebih parah lagi, semangat liberalisasi ini dilakukan dengan kebablasan, tanpa persiapan jaring pengaman dari liberalisasi, terutama manajemen resiko,”
Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia!” (2008). Dengan aturan di atas, pihak asing bisa menguasai hingga 99% saham bank di Indonesia. Ini jauh lebih tinggi dari komitmen Indonesia di WTO yang pada awalnya adalah 49%, lalu dinaikkan menjadi 51%.
Indonesia lebih liberal dari negara-negara AS, Australia, Kanada, Singapura,dan sebagainya yang menerapkan pembatasan kepemilikan asing dalam sektor perbankannya. Juga paling ‘ngawur’ di antara negara-negara Asia lainnya!” tegas Amien Rais. Coba bandingkan, UU Perbankan di Filipina membatasi kepemilikan asing pada sektor perbankannya hanya sampai 51%, Thailand 49%, India 49%,
Malaysia 30%, RRC 25%, Vietnam 30%, AS pun hanya 30%. Namun Indonesia bisa
sampai 99%! Ini jelas konyol!

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda